Rabu, 26 Oktober 2016

A Tale of Scary Story - Chapter 09

STORY 9| BUS MALAM
Malam itu, aku baru saja pulang dari kerja lembur. Biasanya aku pulang tepat waktu dimana bus malam masih beroperasi. Tapi saat itu aku tidak bisa pulang tepat waktu seperti biasanya.

"Gawat... sepi banget... malah gak ada orang lagi..."

Di stasiun bus nampak sepi dari biasanya. Aku menunggu dengan perasaan sedikit takut ditambah kelelahan karena kerja seharian penuh.

"Harumi... pasti sudah tidur... jadi tidak bisa mengjemputku nih... ha~ apa boleh buat deh..." gumamku sembari mengecek jam pada handphoneku.

Tanpa aku sadari tiba-tiba suasana yang tadi sepi mencekam sekarang ramai dengan banyak calon penumpang. Dalam hatiku aku merasa bersyukur karena meskipun jam 12 malam masih seramai ini.

Seorang wanita muda duduk di sampingku tanpa berbicara sedikitpun. Awalnya aku tidak terlalu suka berbicara dengan yang lain, tapi karena kami sesama perempuan dan wanita karir, rasanya susah untuk tidak berbicara sedikitpun jika kalian tahu apa maksudku sih.

"Malam ini lebih dingin dari sebelumnya deh. Hey, boleh tahu gak, nama mu? Karena seragam kantor yang kamu pakai mirip dengan kantor kami..."

Tanpa berpikir panjang, aku langsung memulai pembicaraan untuk memancing terjadinya komunikasi diantara kami berdua. Wanita itu diam saja tanpa memberikan respon lagi. Karena merasa terabaikan aku menyentuh tangan nya sembari berkata " hey... jangan gitu dong... ".

Aneh, saat aku memegang tangan wanita itu terasa dingin. Apa mungkin karena udara malam yang semakin dingin? Dan aku baru menyadari sesuatu, meskipun ramai begini, aku merasa sepi bahkan lebih sepi dari yang sebelumnya.

Mereka hanya berdiri mematung tanpa berbicara sedikitpun. Tidak lama kemudian aku melihat seberkas cahaya muncul daru arah utara, akhirnya bus malam yang aku nantikan akhirnya muncul juga.

"Akhirnya...."

Calon penumpang yang lainnya nampak memasuki bus secara teratur dan tanpa berbicara sedikitpun.

Wanita yang duduk disampingku juga berjalan dibelakangku tanpa berbicara sedikitpun.
"Kenapa aku merasa seperti berada di tempat asing ya. Mungkin karena aku kecapekan kali ya... "gumamku.

Di saat giliranku tiba, teleponku berdering memecahkan suasana yang sangat sepi tersebut.

"Harumi?"

Aku langsung menjawab telepon dari Harumi dan keluar dari antrian itu.
"Ya? Aku baru saja mau memasuki bus nih..."
"Eh? Bus? Bukannya bus malam sudah berhenti operasi jam malam deh. Maksudku aku mau mejemput kakak nih" kata Harumi.

"Serius? Tapi bus malam berhenti di depan stasiun ini loh.. maksudmu---"
Aku melihat calon penumpang yang tersisah menatap dingin kepadaku termasuk wanita yang duduk di sampingku tadi.

-Kreeek

Dan semua penumpang yang di dalam bus menempel di kaca sembari menatap dingin kepadaku. Bus yang semula mulus berubah jadi penuh benyok sana sini dan sangat usang sekali.

"Halo? Kak Ruko? Halo....? Ada apa? " sahut harumi dari telepon.

Aku mundur secara perlahan lalu berkata "Harumi... bisa kamu jemput aku sekarang? Aku merasakan ancaman disini. Kalau bisa cepat ya..."

Setiap gerakku diawasi oleh mereka dengan dingin sekali. Dan disaat aku ingin menjerit, aku mendengar suara klakson mobil, ada taksi di depan bus itu. Aku langsung berlari menuju ke taksi itu dan segera menyuruh supir melajukan taksinya.

Di dalam taksi, supir taksi itu mengatakan asal mula bus malam tersebut. Bus yang membawa puluhan penumpang menabrak sebuah taksi dengan kecepatan tinggi. Dan baik taksi maupun bus malam itu hancur dan tidak ada yang selamat dari kejadian itu.

"Kasihan... aku harap semua arwah mereka menjadi tenang disana..."

"Nona, saat aku melihatmu, aku jadi teringat dengan putriku. Saat aku melihatmu, tanpa aku sadari aku menolongmu dari mereka..." kata supir taksi itu.

Aku melihat ada jimat di gantung pada kaca spion dalam tersebut. Dan akhirnya aku sampai di rumah dengan selamat. Tidak berapa lama kemudian Harumi keluar dari dalam dan langsung memelukku kareba khawatir.

"Kakak kesini naik apa? Padahal aku mau berangkat loh.." kata harumi.
"Aku diantar oleh supir taksi---"

Taksi yang membawaku menghilang tanpa jejak. Aku akhirnya mengetahui bahwa taksi itu adalah taksi yang dilanggar oleh bus tadi. Karena suatu alasan, dia menolongku dari kumpulan para arwah tersebut.

Beberapa hari setelahnya, aku mengunjungi makam supir taksi itu. Di depan makam, ada seorang wanita muda dengan anaknya berdoa untuknya.

"A-nu, apakah kamu anak dari supir taksi ini? Mungkib kamu tidak percaya, kalau dia sudah menolongku beberapa hari yang lalu"
Wanita muda itu tersenyum lalu dia berkata"oh...ternyata ayah masih berkerja juga ya...".

"Kamu adalah orang yang kesekian kalinya mengaku di antar oleh ayahku. Awalnya aku tidak percaya, tapi aku ini tahu ekpressi berbohong karena mungkin ini kebiasaanku selama kerja di dunia hukum."

"Terima kasih karena mengunjungi makam ayahku..."
Setelah itu, aku memberikan persembahan untuk supir taksi itu. Aku rasa, hingga saat ini, supir taksi itu terus menunggu ada korban dari bus malam tersebut selamanya.


0 komentar:

Posting Komentar