STORY
9| BUS MALAM
Malam itu, aku baru saja pulang dari
kerja lembur. Biasanya aku pulang tepat waktu dimana bus malam masih
beroperasi. Tapi saat itu aku tidak bisa pulang tepat waktu seperti biasanya.
"Gawat... sepi banget... malah gak
ada orang lagi..."
Di stasiun bus nampak sepi dari
biasanya. Aku menunggu dengan perasaan sedikit takut ditambah kelelahan karena
kerja seharian penuh.
"Harumi... pasti sudah tidur...
jadi tidak bisa mengjemputku nih... ha~ apa boleh buat deh..." gumamku
sembari mengecek jam pada handphoneku.
Tanpa aku sadari tiba-tiba suasana yang
tadi sepi mencekam sekarang ramai dengan banyak calon penumpang. Dalam hatiku
aku merasa bersyukur karena meskipun jam 12 malam masih seramai ini.
Seorang wanita muda duduk di sampingku
tanpa berbicara sedikitpun. Awalnya aku tidak terlalu suka berbicara dengan
yang lain, tapi karena kami sesama perempuan dan wanita karir, rasanya susah
untuk tidak berbicara sedikitpun jika kalian tahu apa maksudku sih.
"Malam ini lebih dingin dari
sebelumnya deh. Hey, boleh tahu gak, nama mu? Karena seragam kantor yang kamu
pakai mirip dengan kantor kami..."
Tanpa berpikir panjang, aku langsung
memulai pembicaraan untuk memancing terjadinya komunikasi diantara kami berdua.
Wanita itu diam saja tanpa memberikan respon lagi. Karena merasa terabaikan aku
menyentuh tangan nya sembari berkata " hey... jangan gitu dong... ".
Aneh, saat aku memegang tangan wanita
itu terasa dingin. Apa mungkin karena udara malam yang semakin dingin? Dan aku
baru menyadari sesuatu, meskipun ramai begini, aku merasa sepi bahkan lebih
sepi dari yang sebelumnya.
Mereka hanya berdiri mematung tanpa
berbicara sedikitpun. Tidak lama kemudian aku melihat seberkas cahaya muncul daru
arah utara, akhirnya bus malam yang aku nantikan akhirnya muncul juga.
"Akhirnya...."
Calon penumpang yang lainnya nampak
memasuki bus secara teratur dan tanpa berbicara sedikitpun.
Wanita yang duduk disampingku juga
berjalan dibelakangku tanpa berbicara sedikitpun.
"Kenapa aku merasa seperti berada
di tempat asing ya. Mungkin karena aku kecapekan kali ya... "gumamku.
Di saat giliranku tiba, teleponku
berdering memecahkan suasana yang sangat sepi tersebut.
"Harumi?"
Aku langsung menjawab telepon dari Harumi
dan keluar dari antrian itu.
"Ya? Aku baru saja mau memasuki
bus nih..."
"Eh? Bus? Bukannya bus malam sudah
berhenti operasi jam malam deh. Maksudku aku mau mejemput kakak nih" kata
Harumi.
"Serius? Tapi bus malam berhenti
di depan stasiun ini loh.. maksudmu---"
Aku melihat calon penumpang yang
tersisah menatap dingin kepadaku termasuk wanita yang duduk di sampingku tadi.
-Kreeek
Dan semua penumpang yang di dalam bus
menempel di kaca sembari menatap dingin kepadaku. Bus yang semula mulus berubah
jadi penuh benyok sana sini dan sangat usang sekali.
"Halo? Kak Ruko? Halo....? Ada
apa? " sahut harumi dari telepon.
Aku mundur secara perlahan lalu berkata
"Harumi... bisa kamu jemput aku sekarang? Aku merasakan ancaman disini.
Kalau bisa cepat ya..."
Setiap gerakku diawasi oleh mereka
dengan dingin sekali. Dan disaat aku ingin menjerit, aku mendengar suara
klakson mobil, ada taksi di depan bus itu. Aku langsung berlari menuju ke taksi
itu dan segera menyuruh supir melajukan taksinya.
Di dalam taksi, supir taksi itu
mengatakan asal mula bus malam tersebut. Bus yang membawa puluhan penumpang
menabrak sebuah taksi dengan kecepatan tinggi. Dan baik taksi maupun bus malam
itu hancur dan tidak ada yang selamat dari kejadian itu.
"Kasihan... aku harap semua arwah
mereka menjadi tenang disana..."
"Nona, saat aku melihatmu, aku
jadi teringat dengan putriku. Saat aku melihatmu, tanpa aku sadari aku
menolongmu dari mereka..." kata supir taksi itu.
Aku melihat ada jimat di gantung pada
kaca spion dalam tersebut. Dan akhirnya aku sampai di rumah dengan selamat. Tidak
berapa lama kemudian Harumi keluar dari dalam dan langsung memelukku kareba
khawatir.
"Kakak kesini naik apa? Padahal
aku mau berangkat loh.." kata harumi.
"Aku diantar oleh supir
taksi---"
Taksi yang membawaku menghilang tanpa
jejak. Aku akhirnya mengetahui bahwa taksi itu adalah taksi yang dilanggar oleh
bus tadi. Karena suatu alasan, dia menolongku dari kumpulan para arwah
tersebut.
Beberapa hari setelahnya, aku
mengunjungi makam supir taksi itu. Di depan makam, ada seorang wanita muda
dengan anaknya berdoa untuknya.
"A-nu, apakah kamu anak dari supir
taksi ini? Mungkib kamu tidak percaya, kalau dia sudah menolongku beberapa hari
yang lalu"
Wanita muda itu tersenyum lalu dia
berkata"oh...ternyata ayah masih berkerja juga ya...".
"Kamu adalah orang yang kesekian
kalinya mengaku di antar oleh ayahku. Awalnya aku tidak percaya, tapi aku ini
tahu ekpressi berbohong karena mungkin ini kebiasaanku selama kerja di dunia
hukum."
"Terima kasih karena mengunjungi
makam ayahku..."
Setelah itu, aku memberikan persembahan
untuk supir taksi itu. Aku rasa, hingga saat ini, supir taksi itu terus
menunggu ada korban dari bus malam tersebut selamanya.
0 komentar:
Posting Komentar