Rabu, 26 Oktober 2016

A Tale of Scary Story - Chapter 08

STORY 8| WANITA HITAM
Setiap jam 12.00 aku selalu menyaksikan seorang wanita berdiri di balkon memandang ke kamar apartemenku. Aku hanya melihat siluet wanita itu saja. Saat aku selidiki, wanita itu tinggal di dekat gedung apartemenku.

Semenjak aku tinggal di apartemen ini, aku tidak pernah melihat wanita itu beraktifitas seperti kebanyakan orang. Dan ketika aku membuka tirai jendela, dia selalu berdiri di jam dan posisi yang sama.

Suatu malam, aku bermaksud untuk mengajak wanita itu berbicara. Sepulang kerja lembur, aku langsung menuju ke kamar dan melihat wanita tersebut. Aku menuju ke balkon dan mencoba menyapa wanita itu dengan melambaikan tanganku.

Jarak antara apartemen dan rumah wanita itu tidak terlalu jauh jadi setidaknya suaraku mencapai ke sana. Saat aku melambaikan tangan, wanita itu juga melambaikan tangannya. Rencana awal sukses, jadi aku akan memulai rencana kedua.

"A,anu... bisa kamu hidupkan lampu kamar? Aku tidak bisa melihat dengan jelas" kataku sembari mengikutinya dengan bahasa isyarat lainnya.

Wanita itu tidak membalas, lalu beberapa menit kemudian lampu kamar hidup dengan sedirinya. Wanita itu tetap berdiri di balkon sembari memandang ke arahku.

Aneh, meskipun lampu sedang hidup aku tidak bisa melihat dengan jelas. Lalu aku mendengar suara seorang dari dalam kamarnya. Tidak berapa lama kemudian seorang wanita lain keluar dan melihat ke arahku.

"A-nu, ada apa? Kenapa kamu terus mengamati kamarku? Penguntit ya?" Sahut wanita yang usianya tampak sedikit lebih muda dariku.

"Eh? Tidak tidak. Aku hanya penasaran, apa orang yang ada di balkon itu kakakmu?" Kataku.

Wanita itu menoleh lalu dia berkata " siapa? Tidak ada siapapun disana kok."
"Eh?"

Wanita itu menggelengkan kepalanya lalu dia berkata " sudah aku duga... dasar penguntit! Cepat menjauh atau aku panggil polisi!".

"Eh... ta-tapi ... "

Wanita itu tanpak kesal lalu dia langsung masuk ke kamar dan menutup jendela tanpa melihat wajahku sedikitpun.

-SREEEK

Aku menoleh ke wanita yang misterius itu dan masih menatap ke arah ku. Seluruh tubuh ku mendadak merinding.

Tidak berapa lama kemudian wanita itu berjalan memasuki kamarnya.

"Kamu... kamu siapa?"
"Tidak... jangan mendekat...."

Aku mendengar suara jeritan dari dalam kamar dan lampu kembali padam sekejap.
Dengan cepat aku masuk ke kamarku dan langsung menutup jendela lalu membenamkan diriku ke dalam kasur dan selimutku.

Beberapa menit kemudian...

-KNOCK KNOCK KNOCK
-KNOCK KNOCK KNOCK

Aku mendengar suara mengetuk jendela kamarku. Aku tidak terlalu memperdulikannya dan membiarkan siapapun yang mengetuk jendela kamarku

Namun...

-KNOCK! KNOCK! KNOCK!
-KNOCK! KNOCK! KNOCK!
-KNOCK! KNOCK! KNOCK!

Suara ketukan semakin kuat dan keras. Suara yang bising ditengah malam membuatku stress.

"HEI JANGAN BISING!!!!" Teriakku dengan kesal sembari menendang selimutku.
"Siapa sih..." gumanku sembari berjalan ke sumber suara itu. Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang janggal. Sesuatu yang seharusnya aku tahu sejak awal.

Ini kan lantai 2, lalu siapa yang mengetuk jendela kamar? Pertanyaan itu terus menghantui pikiranku sembari perlahan menbuka tirai dan jendelanya.

Seperti yang aku duga, tidak ada seorangpun di balkon. Tiba-tiba aku merasakan udara dingin dan hembusan seseorang di tengkukku.  Aku menoleh dan melihat wanita hitam yang aju lihat sebelumnya berdiri di belakangku. Baik wajah dan seluruh tubuhnya hitam legam.

Hanya mata bulat dan memerah saja yang aku lihat dengan jelas. Beberapa detik kemudian wanita itu menghilang dan tidak pernah muncul lagi.
Keesokan harinya, aku melihat ambulan dan polisi serta kumpulan warga sekitar memenuhi depan rumah wanita yang semalam.

"Kasihan Naoko-san... aku tidak tahu kalau dia secepat ini pergi..." bisik seorang ibu-ibu.
"Iya... kakak kembarannya , Naomi juga berumur pendek... kasihan " sahut ibu-ibu yang satunya.

Akhirnya aku mengetahui siapa wanita hitam yang aku lihat semalam. Itu adalah kakak kembarannya yang meninggal beberapa tahun yang lalu. Dan Naomi sering memandang ke arah kamar apartemenku karena dulu dia pernah jatuh cinta kepada pemilik kamar ini sebelumnya.


0 komentar:

Posting Komentar