STORY
6| MARY-CHAN
Aku
pernah mengalami sesuatu yang mengerikan semasa SMP dulu. Aku tidak pernah
menduga kenapa aku sampai mendapatkan pengalaman yang hingga saat ini masih
membekas di dalam pikiranku. Aku akan menceritakan pengalaman yang pertama dan
terakhir-ku saat bertemu dengan arwah anak perempuan yang bernama Mary-chan di
toilet gedung sekolah lama-ku, di SMP HIRIGAHAYA.
Saat
kejadian itu, semua toilet yang ada di dalam gedung baru mendadak rusak dan
tidak bisa digunakan sementara. Sehingga kepala sekolah menghimbau seluruh
aktifitas seperti buang air akan dilakukan di dalam gedung sekolah lama.
Meskipun gedung lama yang sudah ditinggalkan, fasilitas seperti listrik dan air
masih dapat digunakan jadi siswa dan guru memanfaatkan kondisi tersebut untuk
membuang hajat.
Kau
tahu? dari awal aku mendapatkan firasat bahwa sesuatu yang mengerikan akan
terjadi disana, jadi aku mencoba menahan diri untuk tidak menggunakan toilet
tersebut.
Namun
sepertinya kondisi tidak mengizinkan aku untuk menahan nya kali ini. Aku
benar-benar ingin buang air kecil dan aku terpaksa menggunakan toilet di dalam
gedung sekolah lama tersebut. Dengan ditemani oleh Kaya, teman sekelasku,
mencoba memasuki gedung sekolah lama tersebut. awal-nya Kaya menolak namun
karena dia merasa sangat kasihan melihat kondisiku, dia terpaksa menerima
ajakanku untuk pergi bersama-sama.
Kami
berjalan dengan hati-hati di lorong utama gedung tua tersebut. Meskipun di
siang hari, di dalam terasa sangat berbeda, tidak banyak cahaya yang masuk ke
dalam gedung itu karena dipenuhi dengan papan kayu yang menutupi jendela
sekolah tersebut.Tidak berapa lama kemudian kami sampai di tujuan kami, toilet
perempuan di lantai 3. Suasana di dalam sangat berbeda dari di lorong tadi. Aku
memeriksa sebagian pintu dan mengecek apakah masih dapat digunakan. Dari 4
pintu, hanya 3 yang terbuka. Dan dari ketiga pintu yang terbuka itu, hanya 1
yang dapat digunakan.
“Kaya-chan,
kau tunggu di luar ya?” kata-ku sembari memasuki toilet yang masih bisa
digunakan itu. Kaya terlihat memeriksa saklar dan menghidupkan lampu toilet
sebut, lalu dia berkata “cepat ya, aku mau pakai juga…” kata Kaya seadanya.
“ya”, aku langsung memasuki toilet tersebut dan melakukan apa yang harus aku
lakukan disana.
Di
dalam terasa sangat bau dan lembab, aku harus menahan-nya sampai urusan-ku
selesai di dalam toilet tersebut. Setiap beberapa menit sekali, aku menanyakan
apakah Kaya masih menunggu atau tidak. Aku tahu itu pasti membuat-nya kesal,
tapi mau apa lagi? Aku ketakutan sekali saat itu.
Setelah
beberapa menit aku di dalam toilet, aku mendengar pintu di sebelahku seperti
ada yang membuka. Namun yang aneh-nya, aku mendengar suara yang terbuka, tapi
aku tidak mendengar sedikitpun menandakan bahwa pintu itu tertutup.
Dan
yang lebih penting lagi, kenapa pintu yang di sebelah yang terkunci tiba-tiba
terdengar suara seperti terbuka? Aku mulai merasakan aura mistis, dari balik
sekat , aku mendengar suara tangisan yang membuat-ku sangat ketakutan. Aku
mencoba mengabaikan-nya, aku mulai berpikir bahwa memang ada seseorang yang
menggunakan toilet tersebut.
-byurrrrrr
Aku
mendengar suara pembuangan dari kloset otomatis tersebut, dan itu menguatkan
dugaan-ku bahwa memang ada yang sedang menggunakan-nya. Setelah aku merasa
sudah selesai, aku segera keluar dari dalam dan menjumpai Kaya.
“maaf
lama ya? Kaya-chan , kau bisa pakai sekarang…” kata-ku kepada Kaya yang sedang
berdandan seadanya di cermin yang agak buram.
“umm…” kata Kaya sembari mempercepat riasan dan segera berbalik.
“umm…” kata Kaya sembari mempercepat riasan dan segera berbalik.
“Asu----“, ekspresi wajah-nya mendadak berubah. Wajah-nya mendadak pucat. Lalu
dia membenarkan kacamata-nya yang berembun dan melihat lagi apa yang membuatnya
terkejut.
“ada apa?”
tanya-ku karena penasaran. “eh? Ti-tidak , mungkin Cuma perasaan-ku saja karena
mengira bahwa ada orang di dalam toilet yang kau gunakan tadi…” kata Kaya
sembari berusaha tersenyum. “jangan membuat-ku kaget ah!” kata-ku dengan kesal.
Kaya terlihat tersenyum lalu dia berkata “oh ya, Asuka-chan, tunggu aku ya,,,”
“Umm,
nikmati waktu-mu” kata-ku sembari membalas senyuman-nya.
Beberapa
saat kemudian Kaya keluar dengan ekspresi yang lega di wajah-nya. Aku segera
memberikan sapu tangan-ku untuk membasuh tangan-nya yang basah.
“Oh ya,
orang yang menggunakan toilet di ujung itu kok belum keluar juga ya?” kata-ku
sembari melihat pintu yang ada di sebelah yang kami gunakan barusan.
“Eh? Siapa? Bukan-nya Cuma kita berdua saja disini, iyakan?” tanya Kaya dengan
terheran-heran.
“Apa…? Tapi aku kira—“
-DREEEEK
Pintu
toilet yang ada di ujung terbuka dengan sendiri-nya. Kami berdua tersentak
kaget dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Kami mencoba mendekati pintu
yang sedikit terbuka tersebut. jantung kami berdetak dengan kencang-nya saat
kami membuka perlahan pintu tersebut. Namun saat kami memeriksa-nya, tidak ada
siapapun di dalam sana. Hanya sebuah boneka yang kusam duduk di atas penutup
toilet.
“Boneka?”
gumam-ku sembari mencoba mengambil boneka itu. Tapi di saat aku mau
mengambil-nya, lampu mendadak padam, dan boneka tadi menghilang dalam sekejap
saja.
“Asuka-chan,
ayo kita pergi dari sini…” kata Kaya sembari menarik tangan-ku dengan kuat.
Saat itu, aku belum menyadari bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi di
sekolah kami.
-!!-
Di
dalam kelas, Kaya menceritakan apa yang membuat-nya ketakutan seperti tadi.
Kaya-chan berkata “dengar Asuka-chan, jangan pernah mendekati gedung tua itu
terutama toilet tadi…, karena aku pikir bahwa sesuatu yang mengerikan akan
terjadi…”
“apa-nya?”
kata-ku dengan penasaran.“Boneka yang barusan kau lihat tadi adalah Boneka
Mary…, dan Mary akan terus menghantui-mu hingga beberapa hari ke depan” kata
Kaya dengan serius. “Mary? Maksudmu boneka yang terkenal itu?” kata-ku.
Setelah
mendengar penjelasan barusan, aku merasa sangat ketakutan dan tidak memasuki
gedung itu lagi. Beberapa hari kemudian aku mulai melupakan kejadian yang
beberapa minggu yang lalu, dan aku bersyukur bahwa toilet gedung baru dapat
kembali digunakan. Namun, apa yang aku takuti akhirnya terjadi pada-ku. Pada saat
jam istirahat dimulai, aku menggunakan toilet seperti biasa-nya. Tapi aku
merasakan ada sesuatu yang sedang mengawasi di dalam sana.
-BRAG
Aku
mendengar suara hentakan keras dari balik pintu ujung tersebut. Aku mencoba
mengabaikan suara yang barusan tadi, tapi untuk kedua kali-nya, suara hentakan
dari dalam pintu menjadi sangat keras. Dengan hati-hati aku mencoba mendekati
pintu itu. Tiba-tiba lampu padam, dan di saat yang bersamaan, aku melihat pintu
toilet tersebut terbuka dengan sendiri-nya.
-HI HI
HI HI , HA HA HA HA
Aku
mendengar suara tawa anak kecil dari balik pintu tadi. “Kenapa ada anak kecil
di dalam sekolah ini?” gumam-ku sembari mencoba mendekati pintu yang terbuka
tadi. Seperti dugaan-ku, di dalam kosong. Tidak ada pertanda ada seseorang di dalam
sana. Aku langsung membuang pikiran-ku yang tidak-tidak dan menutup-nya
langsung.
-HI HI
HI HI , HA HA HA HA
Lagi,
aku mendengar suara anak kecil. Aku langsung membuka pintu yang barusan aku
tutup tadi. Kali ini aku menemukan sesuatu yang aneh, aku melihat sepasang kaki
dari balik kegelapan tersebut. Aku langsung menutup pintu dan mengatur napas-ku
karena tidak beraturan.
“Apa
yang barusan tadi? kaki? Tapi kaki siapa?” gumam-ku. Aku memberanikan diri
untuk melihat-nya sekali lagi dan berharap yang barusan hanya khayalan-ku saja.
Kali ini, aku tidak melihat sepasang kaki melainkan tubuh seorang anak
perempuan dari balik kegelapan.
Pakaian
yang digunakan sama dengan boneka yang bernama Mary di gedung sekolah lama.Dan
lagi, aku menutup pintu tersebut. Sebelum aku membuka pintu itu lagi, aku
memikirkan apa yang berikut-nya akan terjadi. Aku mengatur napas-ku dan
langsung membuka pintu itu.
Dan…
Seperti
dugaan-ku, aku melihat wajah anak perempuan berwajah pucat berambut panjang
sedang menatap tajam kepada-ku. Kaki-ku mendadak menjadi lemas, dan aku tidak
bisa berkata apapun. Aku langsung menutup pintu tersebut. Tapi aku merasakan
ada yang menahan-ku untuk menutup-nya. Aku terkejut melihat ada tangan anak
kecil sedang menahan dari celah pintu tersebut.
-KYAAAAAAA
Aku
merangkak untuk mencoba pergi dari sana. Aku terus merangkak ke keluar toilet
dengan susah payah sembari berteriak meminta tolong.
-DREEEEEEK
Aku
mendengar suara pintu itu terbuka dan aku merasakan ada seseorang yang sedang
di belakang-ku. Aku tidak mau melihat atau apapun karena dalam pikiran-ku hanya
satu! Keluar dari sana dan meminta pertolongan. Tiba-tiba aku merasakan ada
yang sedang memegang kaki-ku. Tangan yang dingin sedang mencekram dengan sangat
kuat. Aku tidak bergerak sedikitpun. Aku mencoba melihat apa yang sedang
menahan-ku.
Kau
tahu? ini adalah penyebab-nya aku tidak mau pergi ke toilet sendirian hingga
saat ini. Ya, aku melihat sosok sedang telungkup dengan leher yang sudah patah.
Mata-nya putih dan lidah-nya terjulur. Lalu makhluk itu berkata “main yuuk….
Kakak……”.
-KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Setelah
itu aku tidak mengingat apapun. Yang aku ingat adalah saat aku berbaring di UKS
dan melihat Kaya sedang mengawasi-ku.
0 komentar:
Posting Komentar