Rabu, 26 Oktober 2016

A Tale of Scary Story - Chapter 04

STORY 4| VALENTINE BERDARAH
-KRINGGGGGGGGG

Bel berbunyi pertanda bahwa waktu istirahat sudah dimulai. Semua siswa dan siswi SMP HIRIGAHAYA sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang berkumpul dengan teman nya, ada yang sibuk berlari ke kantin demi untuk mendapatkan roti yakisoba goreng yang terkenal di sekolah tersebut.

Namun, ada satu seorang siswi yang sedang sibuk mencari seseorang. Namanya Sayaka Minori, 13 tahun, seorang ketua OSIS yang pemalu namun memiliki jiwa ke pimpinan yang diakui oleh semua guru di sekolahnya.

Sayaka terlihat sedang menunggu seseorang di kelas 3 dengan hati yang berdebar-debar. Dengan sebuah tas kecil yang berisikan kado valentine untuk seseorang yang di kelas itu, Sayaka bersabar untuk menunggu kedatangan si-dia dan langsung memberikan kado tersebut kepadanya.

“Kak Inukami, kok lama sekali sih?”, kata Sayaka sembari terus melihat jam yang sudah menunjukkan bahwa jam istirahat akan segera berakhir.

Sayaka yang sudah letih menunggu kedatangan Inukami, dia mencoba untuk menanyakan teman terdekat Inukami di dalam kelasnya.

Dia melihat seorang lelaki dengan berambut cokelat berdiri sedang berbicara dengan teman-teman yang lain nya. Lelaki itu menyadari kehadiran nya dan segera menghampiri Sayaka.

“Ada apa?” tanya lelaki tersebut.

“A-nu, apakah kau melihat kak Inukami? Dari tadi aku menunggu-nya tapi dia tidak muncul juga” jawab Sayaka sembari menutup sebagian wajah-nya dengan tas kecilnya.

“Oh Shiro ya? Dari tadi aku juga belum melihatnya mungkin dia berada di taman belakang. Cobalah kesana”, kata lelaki itu sembari kembali ke-dalam kelas.

Mata Sayaka terlihat sangat bersinar-sinar lalu dia berkata “terima kasih kak!” sembari membungkukkan badan nya dan langsung berlari ke taman belakang.

Sayaka bertemu dengan Shiro Inukami pada pertandingan klub basket beberapa minggu yang lalu. Wajah Shiro yang sangat rupawan dan bertubuh kekar menjadi alasan kuat bagi Sayaka dapat jatuh cinta pada pandangan pertama.

Saat itu, Sayaka dengan berani menjumpai Shiro setelah pertandingan selesai. Sayaka melihat Shiro sedang berjalan bersama dengan teman satu klub basket. Wajah Shiro terlihat bersinar karena dia berhasil memenangkan tim untuk terakhir kalinya.

“A-nu….!” Teriak Sayaka dengan tiba-tiba untuk menghentikan pembicaraan mereka.
Mata Shiro menyadari keberadaan Sayaka dan langsung menyapanya dengan lembut.

“Oh yo? Ketua OSIS ya? Terima kasih karena nasehatmu timku dapat menang dengan mudah” kata Shiro sembari tersenyum dengan lembut kepada Sayaka.

“Selamat atas kemenangan kelas 3-3, kak Inukami”, kata Sayaka dengan riangnya.

Salah satu teman nya melihat Sayaka lalu dia berkata “Ketua OSIS? Kalau aku perhatikan dengan benar, ternyata dia cantik juga? Kau jadian dengan nya Shiro-kun!” kata Lelaki berambut cokelat berdiri.

“Yang benar saja…” kata Shiro sembari memukul pinggulnya dengan pelan.
“Kak Inukami jadilah pacarku!!!” teriak Sayaka sembari menahan air matanya keluar.

Situasi diantara mereka tiba-tiba menjadi kaku lalu Shiro yang sedikit terkejut terlihat sedang membisik-kan sesuatu kepada teman-nya.

“Ternyata kau benar. Dia menyatakan cintanya kepadaku loh” kata Shiro dengan pelan.
Shiro mengintip sedikit kepada Sayaka yang masih membungkuk dengan wajah yang memerah.

“Gimana menurutmu? Kai?” tanya Shiro kepada lelaki berambut cokelat berdiri itu.

“Ya ya… kau menang… “ kata Kai sembari menyerahkan bebera 1000 yen kepada Shiro dengan menyesal.

“Oi, Haru dan Jan juga mana bagian kalian?” kata Shiro dengan wajah yang berbinar-binar karena menang dari taruhan nya.

Haru terlihat sangat jengkel lalu dia berkata “sial, kau tamak juga ya?”.

Jan berkata “jadi mau kau apa kan ketua OSIS pemalu itu?”.

Shiro terlihat sedang memikirkan sesuatu lalu dia berkata “aku ada ide. Bagaimana kalau kita bertaruh? Kalau aku berhasil mengajaknya tidur maka aku akan menang?”.

Haru dan Jan terlihat tertawa menyendiri lalu Haru berkata “oke, waktu-nya pada hari valentine nanti! Sanggup gak?”, tantang Haru dengan semangat.

Shiro mengatur rambut-nya dan berkata “jangan panggil aku si raja rayu dari timur kalau tidak berhasil mendapatkan tubuhnya”, sambil tersenyum menyengir.

“Shiro!” kata Kai sembari menghentikan tawa jahat dari Shiro dan yang lainnya.
“Sudah berapa kali kau mengkhianati perempuan di sekolah ini? Suatu saat kau akan terkena imbas-nya atas perbuatamu itu?” kata Kai dengan jengkel.

Shiro menepuk bahu Kai dengan agak keras lalu dia berkata” jangan gitu dong. Aku ini selama ini berhasil menipu para otak ‘Cinta’ cewek dengan presentasi 100%. Kau tahu? Yang penting bagiku adalah mendapatkan kesenangan sesaat dengan Cuma-Cuma”.

Shiro segera kembali seperti biasanya lalu dia berkata “oke! Bagaimana kalau kita segera berkencan besok?” kata Shiro sambil tersenyum dengan ramah.
Sayaka langsung menghentikan bungkuknya dan melihat wajah Shiro dengan mata yang berkaca-kaca.

“Benarkah? Mau banget” kata Sayaka sembari merangkul tangan Shiro dengan kuat.

“O-oh, bagus.” Kata Shiro dengan terus memperhatikan dada besar Sayaka yang menempel di lengan-nya. Dalam hati-nya, dia berharap dapat langsung menaklukkan hati Sayaka dan merebut keperawanan-nya sebelum orang lain yang melakukan nya.

---||---

Keesokan harinya, Sayaka dan Shiro berkencan dan mulai melakukan kegiatan romantis bersama. Hari-hari Sayaka diwarnai oleh kesenangan yang didapatkan dari Shiro sehingga dia tidak menyesal memilih orang seperti Shiro.

Hingga sehari sebelum valentine dimulai, Shiro mengajak Sayaka pergi ke Hotel Cinta ketika selesai jalan-jalan. Awalnya Sayaka merasa sangat enggan memasuki hotel tersebut, namun dengan rayuan Shiro yang meluluhkan hatinya, akhirnya dia menuruti perkataan-nya.

Di kamar, Shiro memeluk erat Sayaka sembari memberikan ‘rangsangan’ kepada-nya. Karena kaget, Sayaka langsung melepaskan pelukan-nya dan menjauh dari Shiro.
“Kenapa? Saya-chan?” tanya Shiro dengan kecewa.

“A-anu, mungkin ini terlalu cepat bagi kita untuk melakukan hal ‘itu’. Kitakan masih pelajar jadi..”

Sebelum Sayaka menyelesaikan pembicaraan-nya, Shiro langsung memeluk dan mencium bibirnya dengan lembut. Perasaan yang campur aduk membuat Sayaka menjadi lemas. Dengan mata yang memelas, Shiro berkata “jadi kau tidak mau melakukan nya dengan-ku?”.

“….” , Sayaka memalingkan wajah-nya sesaat. Dengan pipi yang memerah dan keringat dingin mulai membasahi keningnya, dia berkata “baiklah, tapi dengan syarat, kakak tidak akan melakukan nya pada gadis lain selain aku ya?”. Shiro membalas jawaban-nya dengan membaringkan Sayaka ke ranjang dan mulai menyentuh seluruh tubuhnya.

Ya, hari itu merupakan Sayaka kehilangan Keperawanan sekaligus awal mulai tragedy valentine itu terjadi.

--||--

Sayaka tiba-tiba mendengar suara desahan dari balik semak-semak ketika baru sampai ke taman belakang. Karena penasaran, dia mencoba mengintip dan menemukan sesuatu yang di luar dugaan nya. Dia melihat Shiro sedang berciuman mesra sembari meremas dada perempuan lain dengan penuh gairah. Jantung Sayaka tiba-tiba menjadi berdetak dengan kencangnya seiring kegiatan mereka semakin meresahkan pandangan-nya.

Sebelum Shiro melakukan penyelesaian akhir pada kemaluan perempuan itu. Perempuan yang bernama Miranda berkata “aku tidak peduli berapa banyak kau meniduri cewek lain, tapi jangan pernah memberikan cinta pada orang selain aku, jangan pernah..”, kata perempuan itu dengan senyuman menggoda.

Pikiran Sayaka langsung kosong, tubuhnya bergetar dengan hebat. Air matanya mengalir dengan deras. Tanpa dia sadari, Sayaka mengambil batu besar di dekat dan memergoki mereka ketika sudah menyatu.

“Saya-chan!!!!” kata Shiro kaget.
Dengan sekuat tenaga, Sayakan menghantamkan batu besar ke kepala Shiro hingga berulang kali sebelum dia melepaskan diri dari ‘jepitan’ perempuan itu. Darah segar mengalir membasahi tubuh telanjang perempuan itu.

Perempuan itu menjerit histeris melihat Shiro tersungkur di atasnya dengan mata yang melotot serta hidung dan mulut-nya mengeluarkan darah.
Setelah puas dengan menghancurkan kepala Shiro, dengan senyuman dingin dan tatapan mata yang kosong dia berkata “dan kau perempuan busuk! Beraninya kau menodai kekasihku dengan tubuh yang busuk itu. Kau akan mati bersama dengan nya”.

“Tu-tunggu dulu , biarkan aku jelaskan---“

Sebelum menyelesaikan pembicaran-nya, Sayaka mengambil pisau yang di sakunya untuk membungkus kado sebelumnya dan menusuk leher perempuan itu berulang kali. Jeritan perempuan itu tidak bisa didengar oleh-nya lagi. Darah segar perempuan itu membasahi wajah Sayaka yang dingin.

Sekolah sudah berakhir, ketika dia menyadari bel nya. Dia melihat wajah perempuan itu sudah tidak dapat dikenali lagi.

Sayaka kemudian berdiri dengan tubuh yang masih bergemetar. Air matanya terus mengalir. Dia berjalan dengan tertatih-tatih meninggalkan taman berdarah itu. Keesokan harinya, Sayaka ditemukan meninggal dengan menggorok sendiri lehernya dengan pisau untuk membunuh Shiro dan pacar-nya.

Di samping jenasah-nya tertulis nama Shiro dan Sayaka dengan payung cinta. Tulisan tersebut ditulis dengan darah sedetik sebelum dia tewas.


0 komentar:

Posting Komentar