STORY
4| VALENTINE BERDARAH
-KRINGGGGGGGGG
Bel
berbunyi pertanda bahwa waktu istirahat sudah dimulai. Semua siswa dan siswi
SMP HIRIGAHAYA sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang berkumpul
dengan teman nya, ada yang sibuk berlari ke kantin demi untuk mendapatkan roti
yakisoba goreng yang terkenal di sekolah tersebut.
Namun,
ada satu seorang siswi yang sedang sibuk mencari seseorang. Namanya Sayaka
Minori, 13 tahun, seorang ketua OSIS yang pemalu namun memiliki jiwa ke
pimpinan yang diakui oleh semua guru di sekolahnya.
Sayaka
terlihat sedang menunggu seseorang di kelas 3 dengan hati yang berdebar-debar.
Dengan sebuah tas kecil yang berisikan kado valentine untuk seseorang yang di
kelas itu, Sayaka bersabar untuk menunggu kedatangan si-dia dan langsung
memberikan kado tersebut kepadanya.
“Kak
Inukami, kok lama sekali sih?”, kata Sayaka sembari terus melihat jam yang
sudah menunjukkan bahwa jam istirahat akan segera berakhir.
Sayaka
yang sudah letih menunggu kedatangan Inukami, dia mencoba untuk menanyakan
teman terdekat Inukami di dalam kelasnya.
Dia
melihat seorang lelaki dengan berambut cokelat berdiri sedang berbicara dengan
teman-teman yang lain nya. Lelaki itu menyadari kehadiran nya dan segera
menghampiri Sayaka.
“Ada
apa?” tanya lelaki tersebut.
“A-nu,
apakah kau melihat kak Inukami? Dari tadi aku menunggu-nya tapi dia tidak
muncul juga” jawab Sayaka sembari menutup sebagian wajah-nya dengan tas kecilnya.
“Oh
Shiro ya? Dari tadi aku juga belum melihatnya mungkin dia berada di taman
belakang. Cobalah kesana”, kata lelaki itu sembari kembali ke-dalam kelas.
Mata
Sayaka terlihat sangat bersinar-sinar lalu dia berkata “terima kasih kak!”
sembari membungkukkan badan nya dan langsung berlari ke taman belakang.
Sayaka
bertemu dengan Shiro Inukami pada pertandingan klub basket beberapa minggu yang
lalu. Wajah Shiro yang sangat rupawan dan bertubuh kekar menjadi alasan kuat
bagi Sayaka dapat jatuh cinta pada pandangan pertama.
Saat
itu, Sayaka dengan berani menjumpai Shiro setelah pertandingan selesai. Sayaka
melihat Shiro sedang berjalan bersama dengan teman satu klub basket. Wajah
Shiro terlihat bersinar karena dia berhasil memenangkan tim untuk terakhir
kalinya.
“A-nu….!”
Teriak Sayaka dengan tiba-tiba untuk menghentikan pembicaraan mereka.
Mata
Shiro menyadari keberadaan Sayaka dan langsung menyapanya dengan lembut.
“Oh yo?
Ketua OSIS ya? Terima kasih karena nasehatmu timku dapat menang dengan mudah”
kata Shiro sembari tersenyum dengan lembut kepada Sayaka.
“Selamat
atas kemenangan kelas 3-3, kak Inukami”, kata Sayaka dengan riangnya.
Salah
satu teman nya melihat Sayaka lalu dia berkata “Ketua OSIS? Kalau aku
perhatikan dengan benar, ternyata dia cantik juga? Kau jadian dengan nya
Shiro-kun!” kata Lelaki berambut cokelat berdiri.
“Yang
benar saja…” kata Shiro sembari memukul pinggulnya dengan pelan.
“Kak
Inukami jadilah pacarku!!!” teriak Sayaka sembari menahan air matanya keluar.
Situasi
diantara mereka tiba-tiba menjadi kaku lalu Shiro yang sedikit terkejut
terlihat sedang membisik-kan sesuatu kepada teman-nya.
“Ternyata
kau benar. Dia menyatakan cintanya kepadaku loh” kata Shiro dengan pelan.
Shiro
mengintip sedikit kepada Sayaka yang masih membungkuk dengan wajah yang
memerah.
“Gimana
menurutmu? Kai?” tanya Shiro kepada lelaki berambut cokelat berdiri itu.
“Ya ya…
kau menang… “ kata Kai sembari menyerahkan bebera 1000 yen kepada Shiro dengan
menyesal.
“Oi,
Haru dan Jan juga mana bagian kalian?” kata Shiro dengan wajah yang berbinar-binar
karena menang dari taruhan nya.
Haru
terlihat sangat jengkel lalu dia berkata “sial, kau tamak juga ya?”.
Jan
berkata “jadi mau kau apa kan ketua OSIS pemalu itu?”.
Shiro
terlihat sedang memikirkan sesuatu lalu dia berkata “aku ada ide. Bagaimana kalau
kita bertaruh? Kalau aku berhasil mengajaknya tidur maka aku akan menang?”.
Haru
dan Jan terlihat tertawa menyendiri lalu Haru berkata “oke, waktu-nya pada hari
valentine nanti! Sanggup gak?”, tantang Haru dengan semangat.
Shiro
mengatur rambut-nya dan berkata “jangan panggil aku si raja rayu dari timur
kalau tidak berhasil mendapatkan tubuhnya”, sambil tersenyum menyengir.
“Shiro!”
kata Kai sembari menghentikan tawa jahat dari Shiro dan yang lainnya.
“Sudah
berapa kali kau mengkhianati perempuan di sekolah ini? Suatu saat kau akan
terkena imbas-nya atas perbuatamu itu?” kata Kai dengan jengkel.
Shiro
menepuk bahu Kai dengan agak keras lalu dia berkata” jangan gitu dong. Aku ini
selama ini berhasil menipu para otak ‘Cinta’ cewek dengan presentasi 100%. Kau
tahu? Yang penting bagiku adalah mendapatkan kesenangan sesaat dengan
Cuma-Cuma”.
Shiro
segera kembali seperti biasanya lalu dia berkata “oke! Bagaimana kalau kita
segera berkencan besok?” kata Shiro sambil tersenyum dengan ramah.
Sayaka
langsung menghentikan bungkuknya dan melihat wajah Shiro dengan mata yang
berkaca-kaca.
“Benarkah?
Mau banget” kata Sayaka sembari merangkul tangan Shiro dengan kuat.
“O-oh,
bagus.” Kata Shiro dengan terus memperhatikan dada besar Sayaka yang menempel
di lengan-nya. Dalam hati-nya, dia berharap dapat langsung menaklukkan hati
Sayaka dan merebut keperawanan-nya sebelum orang lain yang melakukan nya.
---||---
Keesokan
harinya, Sayaka dan Shiro berkencan dan mulai melakukan kegiatan romantis
bersama. Hari-hari Sayaka diwarnai oleh kesenangan yang didapatkan dari Shiro
sehingga dia tidak menyesal memilih orang seperti Shiro.
Hingga
sehari sebelum valentine dimulai, Shiro mengajak Sayaka pergi ke Hotel Cinta
ketika selesai jalan-jalan. Awalnya Sayaka merasa sangat enggan memasuki hotel
tersebut, namun dengan rayuan Shiro yang meluluhkan hatinya, akhirnya dia
menuruti perkataan-nya.
Di
kamar, Shiro memeluk erat Sayaka sembari memberikan ‘rangsangan’ kepada-nya.
Karena kaget, Sayaka langsung melepaskan pelukan-nya dan menjauh dari Shiro.
“Kenapa?
Saya-chan?” tanya Shiro dengan kecewa.
“A-anu,
mungkin ini terlalu cepat bagi kita untuk melakukan hal ‘itu’. Kitakan masih
pelajar jadi..”
Sebelum
Sayaka menyelesaikan pembicaraan-nya, Shiro langsung memeluk dan mencium bibirnya
dengan lembut. Perasaan yang campur aduk membuat Sayaka menjadi lemas. Dengan
mata yang memelas, Shiro berkata “jadi kau tidak mau melakukan nya dengan-ku?”.
“….” ,
Sayaka memalingkan wajah-nya sesaat. Dengan pipi yang memerah dan keringat
dingin mulai membasahi keningnya, dia berkata “baiklah, tapi dengan syarat,
kakak tidak akan melakukan nya pada gadis lain selain aku ya?”. Shiro membalas
jawaban-nya dengan membaringkan Sayaka ke ranjang dan mulai menyentuh seluruh
tubuhnya.
Ya,
hari itu merupakan Sayaka kehilangan Keperawanan sekaligus awal mulai tragedy
valentine itu terjadi.
--||--
Sayaka
tiba-tiba mendengar suara desahan dari balik semak-semak ketika baru sampai ke
taman belakang. Karena penasaran, dia mencoba mengintip dan menemukan sesuatu
yang di luar dugaan nya. Dia melihat Shiro sedang berciuman mesra sembari
meremas dada perempuan lain dengan penuh gairah. Jantung Sayaka tiba-tiba menjadi
berdetak dengan kencangnya seiring kegiatan mereka semakin meresahkan
pandangan-nya.
Sebelum
Shiro melakukan penyelesaian akhir pada kemaluan perempuan itu. Perempuan yang
bernama Miranda berkata “aku tidak peduli berapa banyak kau meniduri cewek
lain, tapi jangan pernah memberikan cinta pada orang selain aku, jangan
pernah..”, kata perempuan itu dengan senyuman menggoda.
Pikiran
Sayaka langsung kosong, tubuhnya bergetar dengan hebat. Air matanya mengalir
dengan deras. Tanpa dia sadari, Sayaka mengambil batu besar di dekat dan
memergoki mereka ketika sudah menyatu.
“Saya-chan!!!!”
kata Shiro kaget.
Dengan
sekuat tenaga, Sayakan menghantamkan batu besar ke kepala Shiro hingga berulang
kali sebelum dia melepaskan diri dari ‘jepitan’ perempuan itu. Darah segar
mengalir membasahi tubuh telanjang perempuan itu.
Perempuan
itu menjerit histeris melihat Shiro tersungkur di atasnya dengan mata yang
melotot serta hidung dan mulut-nya mengeluarkan darah.
Setelah
puas dengan menghancurkan kepala Shiro, dengan senyuman dingin dan tatapan mata
yang kosong dia berkata “dan kau perempuan busuk! Beraninya kau menodai kekasihku
dengan tubuh yang busuk itu. Kau akan mati bersama dengan nya”.
“Tu-tunggu
dulu , biarkan aku jelaskan---“
Sebelum
menyelesaikan pembicaran-nya, Sayaka mengambil pisau yang di sakunya untuk
membungkus kado sebelumnya dan menusuk leher perempuan itu berulang kali. Jeritan
perempuan itu tidak bisa didengar oleh-nya lagi. Darah segar perempuan itu
membasahi wajah Sayaka yang dingin.
Sekolah
sudah berakhir, ketika dia menyadari bel nya. Dia melihat wajah perempuan itu
sudah tidak dapat dikenali lagi.
Sayaka
kemudian berdiri dengan tubuh yang masih bergemetar. Air matanya terus
mengalir. Dia berjalan dengan tertatih-tatih meninggalkan taman berdarah itu.
Keesokan harinya, Sayaka ditemukan meninggal dengan menggorok sendiri lehernya
dengan pisau untuk membunuh Shiro dan pacar-nya.
Di
samping jenasah-nya tertulis nama Shiro dan Sayaka dengan payung cinta. Tulisan
tersebut ditulis dengan darah sedetik sebelum dia tewas.
0 komentar:
Posting Komentar