STORY
3| KELULUSAN
“YAY
SELAMAT ATAS KELULUSANMU YUKARI-CHAN!!!”, teriak seluruh kelas kepada seorang
perempuan berambut pirang di depan podium sembari tersenyum dengan riang-nya.
Yukari
Kashima 17 tahun di tahun ke 3 di SMA FURIKANASHI terlihat sedang menikmati
hari-hari terakhir bersama dengan teman-teman nya dengan suka cita. Yukari
sangat terkenal di kalangan para siswa terutama pada seluruh siswi di kelas
maupun di seluruh sekolah. Sejak tahun pertamanya, Yukari selalu mengikuti
semua jenis perlombaan dan berhasil menjadi peringkat pertama pada seluruh olah
raga. Wajahnya yang manis dan postur tubuh yang ideal membuat semua orang
terpesona akan kharismanya.
Untuk
mengenang masa lalu, Yukari mengajak ketiga teman baiknya melihat foto-foto
selama di kelas 3 mereka bersama-sama. Semua foto yang menampilkan kehebatan
Yukari dalam memenangkan setiap perlombaan, bahkan di luar olahraga dia selalu
menjadi primadona di kelasnya.
“Wah,
kalau melihat semua foto ini jadi tidak kepingin lulus deh?”, kata Yukari
sambil melihat kumpulan album wisuda khusus kelas mereka sendiri.
“Ya,
Yukari-chan memang yang terbaik? Bahkan kau sempat ditawarkan untuk sekolah
keluar negeri karena bidang olahragakan? Enak ya , jadi Seseorang yang secantik
dan sehebat seperti Yukari-chan..”, kata seorang perempuan yang memakai
kacamata sedikit tebal dengan rambut dikepang dua.
“Ah
biasa saja kali, dibandingkan dengan Haruka , kau selalu berada di posisi yang
terbaik-kan?”, kata Yukari mencoba menghiburnya.
Wajah
perempuan yang bernama Haruka itu terlihat sangat kesal lalu dia menjewer pipinya
dan berkata, ” apa-nya yang terbaik? Aku selalu berada di nomor dua loh? Nomor
dua??!!!”
“Myapiiiikan
sudah bagusss?”, kata Yukari sembari mencoba melepas jeweran Haruka.
Setelah
merasa puas menjahili wajah Yukari, Haruka menghela napasnya dan berkata”
gimana nih Rin, katakan sesuatu dong pada tuan putri kita ini?”.
“Mau
bagaimana lagi? Namanya juga Yukari-chan…”, kata Rin seadanya.
Yukari
terlihat sangat kecewa melihat ekspresi ketiga temannya itu, lalu dia berkata,
“gi-mana kalau kita adakan pesta di rumah-ku? Mamaku kebetulan buat Pancake
special hari ini loh?”.
Haruka
dan Rin terlihat tersenyum menyengir kepada-nya, lalu Haruka berkata, ”jangan
terlalu dibawa hati deh, Yukari-chan?”. Rin mengangguk kepalanya dan berkata,
“ya, kami hanya sedikit kecewa padamu…”.
“Bukan-nya
kecewa itu yang membuat seseorang itu merasa dikucilkan ya?”, pikir Yukari
sembari tersenyum kecut.
Ketika mereka
membereskan kembali album photo wisuda, mata Rin tertuju pada sebuah foto
seseorang berambut lurus hitam dengan ekspresi wajah muram.
“Hmm,
itukan Ayako-chan? Jadi teringat masa lalu ya? , kata Haruka sembari
membenarkan kacamata yang agak longgar.
“Eh?
Ayako-chan? Maksudmu Ayako yang terkenal dengan aura suram namun sangat
berbakat itu?” , kata Rin agak terkejut.
“Hampir
saja aku lupa pada Ayako-chan, kalau dia masih disini mungkin akan menjadi
rival abadi bagi Yukari ya…”, katanya sambil melirik ke Yukari.
Wajah
Yukari terlihat sangat tegang sesaat, lalu dia berkata , “be-benar, Kalau ada
Ayako pasti akan menjadi lebih menyenangkan bukan? Meskipun dia selalu terlihat
muram tapi dia selalu menjadi tempat curahan hati para cewek di kelas ini kan?”
“Ya,
tapi semenjak akhir liburan musim panas lalu, Ayako menghilang dan sampai
sekarang masih belum diketahui keberadaan nya…”, kata Rin dengan wajah yang
memelas kasihan.
Lalu
mata Rin kembali tertuju pada sebuah foto Yukari yang di belakang Photonya
terlihat tangan misterius sedang merangkul pinggangnya.
Yukari
melihat wajah Rin terlihat sangat cemas lalu dia melihat foto yang sedari tadi
dipegang-nya.
“Eh??”,
Yukari terlihat terkejut melihat foto dirinya yang terdapat tangan misterius
tersebut.
“Yukari-chan,
jangan-jangan ini yang disebut dengan foto hantu-kan?”, tanya Rin kepadanya
dengan wajah yang ketakutan.
“Ta-pi---“,
kata Yukari dengan cemas sembari menelan ludah-nya sendiri.
“Tunggu,
kalau aku perhatikan dengan teliti. Semua foto aneh hanya terdapat pada foto
Yukari-chan loh?” kata Haruka sembari menunjukkan foto-foto hantu tersebut.
Wajah
Yukari langsung pucat lalu segera merampas semua foto dari Haruka dengan paksa.
Dia terus memperhatikan semua foto yang terdapat tangan misterius tersebut.
Kaki
Yukari menjadi lemas sehingga dia duduk tersipu di lantai. Haruka dan Rin
merasa sangat cemas dan berusaha menenangkan kembali Yukari.
-DREEEEEEEEEEEK
Suara
pintu yang tiba-tiba terbuka membuat semuanya tersentak kaget. Dari balik
pintu, terlihat wali kelas mereka, Tetsuo sedang berdiri sembari menatap tajam
kepada mereka.
“Ini
sudah sore, tapi kenapa kalian masih berada disini?” tanya Pak Tetsuo.
“A-nu
apakah bapak mengetahui sesuatu tentang foto ini?” kata Haruka sembari
menunjukkan foto misterius tersebut.
“Hmm,
inikan foto hantu?” kata Pak Tetsuo dengan terheran-heran.
“Benarkan…
, jadi apa yang harus dilakukan dengan teman kami pak?” tanya Rin.
“Gimana
ya…, biasa-nya ini mungkin ada kesalahan pada cetak tapi tidak bisa kita anggap
sedemikian bukan?” kata Pak Tetsuo sembari menyerengitkan kening-nya.
“Baiklah,
bapak akan coba selidiki kebenaran foto ini jadi kalian pulang dulu ya…” kata
Pak Tetsuo sembari tersenyum kepada mereka.
Ketika
mereka membereskan kembali foto kecuali semua foto misterius itu, sebuah foto
terlihat jatuh dari dalam album tersebut. Di dalam foto terlihat dua orang
siswi sedang saling berhadapan di depan pembakaran sampah.
Mereka
mengenal dua orang yang ada di dalam foto tersebut. Yukari dan Ayako terlihat
sedang membicarakan sesuatu yang serius. Wajah Yukari terlihat sangat pucat
lalu dia segera merampas foto dari tangan wali kelasnya dan keluar dari kelas
tergesa-gesa.
“KASHIMA-SAN???”
teriak Pak Tetsuo dengan cemas sembari menyusul Yukari bersama dengan yang
lainnya. Namun langkah mereka berhenti melihat sepasang orang tua sembari
menahan rasa kehilangan-nya.
“Hey
Rin, kalau tidak salah mereka orang tuanya Ayako-chan bukan?” bisik Haruka.
“Umm”
jawab Rin seadanya.
Pak
Tetsuo segera menyambut mereka dengan baik lalu dia berkata “Tahcibana dan
Maeda, kalian susul dulu Kashima…”.
Rin dan
Haruka segera berlari menyusul Yukari. Namun, mereka kehilangan jejak-nya dan
memutuskan untuk berpencar untuk mencari Yukari.
--!!--
Di
belakang sekolah, terlihat Yukari sedang berdiri di depan pembakaran sampah. Di
tangan nya sedang meremas foto-foto misterius dan juga foto bersama dengan
Ayako.
“Aku
ingat sekarang….” Kata Yukari sembari menatap tajam pada pembakaran sampah itu.
“Ayako
si tengik itu selalu membuatku merasa kesal…. Bahkan saat dia sedang menjadi
abu di dalam pembakaran sampah itu” pikir Yukari dengan kesal.
Pada
sehari sebelum akhir liburan musim panas, Ayako bertemu dengan Yukari sembari
memasang wajah yang penuh dengan amarah dan kebencian di depan pembakaran
sampah itu.
“Ayako,
bisakah kau menghentikan tindakanmu itu? “ kata Yukari dengan jengkel.
“Maksudmu?”
jawab Ayako seadanya.
Yukari
terlihat menghentak kaki-nya di atas tanah sembari memasang wajah yang kesal.
“Kenapa
kau tidak mengikuti saranku untuk menyerah dalam ujian mid semester itu?” kata
Yukari semakin menunjukkan rasa kekesalannya.
“Kenapa
aku harus menyerah? Aku merasa tidak perlu mengikuti seorang berwajah banyak
sepertimu, Kashima-san” kata Ayako dengan wajah yang dingin.
“Apa
maksudmu???” tanya Yukari.
“Loh,
kau belum menyadari-nya juga? Selama ini kau bertindak seperti ratu dalam
berbagai hal. Kau harus mendapatkan semua hal dan selalu ingin menjadi pujaan
semua orang. Tapi di belakang, kau selalu mengancam seseorang yang merasa
mengganggu kepopuleranmu dengan menjadikan mereka kambing hitammu dengan
kejahatan yang kau perbuat”, kata Ayako sembari membuka kamus bahasa ingris
tanpa memperdulikan Ayako.
“Kau
tahu? Terkadang aku merasa sangat kasihan pada-mu Kashima-san, seseorang yang
munafik sepertimu seharusnya tidak perlu dipuja seperti dewi saja..” kata Ayako
dengan dingin.
“AYAKOOOOOOOO!”
teriak Yukari sembari menusuk perut Ayako berulang kali hingga tersungkur
bersimbah darah.
“Seandainya
kau tidak ada maka aku tetap dipuja oleh semua orang!!!” kata Yukari dengan
dingin menatap tubuh Ayako yang tidak bergerak sedikitpun.
Demi
menghilangkan jejak, Ayako dibakar dengan memasukkan tubuhnya ke dalam
pembakaran sampah dan bertindak seperti biasanya.
--!!—
Dan
kali ini, Yukari merasakan sangat terancam kalau kejahatan bakalan ketahuan.
Lalu dia membakar semua foto-foto itu sembari tersenyum dengan dingin.
“Sayang
sekali Ayako. Kematian-mu tidak akan pernah terbongkar, tidak selama aku
membakar semua bukti-bukti ini” pikir Yukari.
Setelah
merasa membakar semua foto tersebut, Yukari menjauhi pembakaran sampah itu.
Namun entah kenapa dia merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya dari
belakang.
Lalu
tepat di depan mata-nya jatuh selembar foto. Yukari melihat sebuah foto
pembakaran sampah. Dari dalam foto itu, terlihat sesosok bayangan hitam keluar
secara perlahan.
“Heh?”
Tiba-tiba
dia merasakan sesuatu sedang memeluk-nya dengan erat. Bau amis terbakar dan
darah tercium langsung oleh Yukari sehingga dia ingin muntah.
-SEEELAAAAAMAT ATASSSS KELUUUUSANMU YUKAAAAAARIIIII-----CHWAANNN
Sosok
manusia yang sudah berbau busuk dan hangus terbakar memeluk Yukari dengan kuat.
Perlahan sosok itu menarik Yukari untuk masuk bersama ke dalam pembakaran
sampah. Jeritan Yukari terus menggema di seluruh halaman belakang sekolah.
Namun tidak ada satupun yang menyadarinya hingga Yukari masuk ke dalam
pembakaran sampah yang masih menyala.
Rin dan
Haruka yang mencari Yukari sedari tadi terlihat sangat kecewa. Lalu mereka
melihat asap dari pembakaran sampah di halaman belakang sekolah. Akhirnya
mereka memutuskan bahwa dia sudah pulang ke rumah-nya tanpa mereka dan
mengakhiri pencarian nya.
0 komentar:
Posting Komentar