Rabu, 26 Oktober 2016

A Tale of Scary Story - Chapter 03

STORY 3| KELULUSAN
“YAY SELAMAT ATAS KELULUSANMU YUKARI-CHAN!!!”, teriak seluruh kelas kepada seorang perempuan berambut pirang di depan podium sembari tersenyum dengan riang-nya.

Yukari Kashima 17 tahun di tahun ke 3 di SMA FURIKANASHI terlihat sedang menikmati hari-hari terakhir bersama dengan teman-teman nya dengan suka cita. Yukari sangat terkenal di kalangan para siswa terutama pada seluruh siswi di kelas maupun di seluruh sekolah. Sejak tahun pertamanya, Yukari selalu mengikuti semua jenis perlombaan dan berhasil menjadi peringkat pertama pada seluruh olah raga. Wajahnya yang manis dan postur tubuh yang ideal membuat semua orang terpesona akan kharismanya.

Untuk mengenang masa lalu, Yukari mengajak ketiga teman baiknya melihat foto-foto selama di kelas 3 mereka bersama-sama. Semua foto yang menampilkan kehebatan Yukari dalam memenangkan setiap perlombaan, bahkan di luar olahraga dia selalu menjadi primadona di kelasnya.

“Wah, kalau melihat semua foto ini jadi tidak kepingin lulus deh?”, kata Yukari sambil melihat kumpulan album wisuda khusus kelas mereka sendiri.

“Ya, Yukari-chan memang yang terbaik? Bahkan kau sempat ditawarkan untuk sekolah keluar negeri karena bidang olahragakan? Enak ya , jadi Seseorang yang secantik dan sehebat seperti Yukari-chan..”, kata seorang perempuan yang memakai kacamata sedikit tebal dengan rambut dikepang dua.

“Ah biasa saja kali, dibandingkan dengan Haruka , kau selalu berada di posisi yang terbaik-kan?”, kata Yukari mencoba menghiburnya.

Wajah perempuan yang bernama Haruka itu terlihat sangat kesal lalu dia menjewer pipinya dan berkata, ” apa-nya yang terbaik? Aku selalu berada di nomor dua loh? Nomor dua??!!!”

“Myapiiiikan sudah bagusss?”, kata Yukari sembari mencoba melepas jeweran Haruka.
Setelah merasa puas menjahili wajah Yukari, Haruka menghela napasnya dan berkata” gimana nih Rin, katakan sesuatu dong pada tuan putri kita ini?”.

“Mau bagaimana lagi? Namanya juga Yukari-chan…”, kata Rin seadanya.
Yukari terlihat sangat kecewa melihat ekspresi ketiga temannya itu, lalu dia berkata, 

“gi-mana kalau kita adakan pesta di rumah-ku? Mamaku kebetulan buat Pancake special hari ini loh?”.

Haruka dan Rin terlihat tersenyum menyengir kepada-nya, lalu Haruka berkata, ”jangan terlalu dibawa hati deh, Yukari-chan?”. Rin mengangguk kepalanya dan berkata, “ya, kami hanya sedikit kecewa padamu…”.

“Bukan-nya kecewa itu yang membuat seseorang itu merasa dikucilkan ya?”, pikir Yukari sembari tersenyum kecut.

Ketika mereka membereskan kembali album photo wisuda, mata Rin tertuju pada sebuah foto seseorang berambut lurus hitam dengan ekspresi wajah muram.

“Hmm, itukan Ayako-chan? Jadi teringat masa lalu ya? , kata Haruka sembari membenarkan kacamata yang agak longgar.

“Eh? Ayako-chan? Maksudmu Ayako yang terkenal dengan aura suram namun sangat berbakat itu?” , kata Rin agak terkejut.

“Hampir saja aku lupa pada Ayako-chan, kalau dia masih disini mungkin akan menjadi rival abadi bagi Yukari ya…”, katanya sambil melirik ke Yukari.

Wajah Yukari terlihat sangat tegang sesaat, lalu dia berkata , “be-benar, Kalau ada Ayako pasti akan menjadi lebih menyenangkan bukan? Meskipun dia selalu terlihat muram tapi dia selalu menjadi tempat curahan hati para cewek di kelas ini kan?”

“Ya, tapi semenjak akhir liburan musim panas lalu, Ayako menghilang dan sampai sekarang masih belum diketahui keberadaan nya…”, kata Rin dengan wajah yang memelas kasihan.

Lalu mata Rin kembali tertuju pada sebuah foto Yukari yang di belakang Photonya terlihat tangan misterius sedang merangkul pinggangnya.
Yukari melihat wajah Rin terlihat sangat cemas lalu dia melihat foto yang sedari tadi dipegang-nya.

“Eh??”, Yukari terlihat terkejut melihat foto dirinya yang terdapat tangan misterius tersebut.

“Yukari-chan, jangan-jangan ini yang disebut dengan foto hantu-kan?”, tanya Rin kepadanya dengan wajah yang ketakutan.

“Ta-pi---“, kata Yukari dengan cemas sembari menelan ludah-nya sendiri.

“Tunggu, kalau aku perhatikan dengan teliti. Semua foto aneh hanya terdapat pada foto Yukari-chan loh?” kata Haruka sembari menunjukkan foto-foto hantu tersebut.

Wajah Yukari langsung pucat lalu segera merampas semua foto dari Haruka dengan paksa. Dia terus memperhatikan semua foto yang terdapat tangan misterius tersebut.
Kaki Yukari menjadi lemas sehingga dia duduk tersipu di lantai. Haruka dan Rin merasa sangat cemas dan berusaha menenangkan kembali Yukari.

-DREEEEEEEEEEEK

Suara pintu yang tiba-tiba terbuka membuat semuanya tersentak kaget. Dari balik pintu, terlihat wali kelas mereka, Tetsuo sedang berdiri sembari menatap tajam kepada mereka.

“Ini sudah sore, tapi kenapa kalian masih berada disini?” tanya Pak Tetsuo.

“A-nu apakah bapak mengetahui sesuatu tentang foto ini?” kata Haruka sembari menunjukkan foto misterius tersebut.

“Hmm, inikan foto hantu?” kata Pak Tetsuo dengan terheran-heran.

“Benarkan… , jadi apa yang harus dilakukan dengan teman kami pak?” tanya Rin.

“Gimana ya…, biasa-nya ini mungkin ada kesalahan pada cetak tapi tidak bisa kita anggap sedemikian bukan?” kata Pak Tetsuo sembari menyerengitkan kening-nya.

“Baiklah, bapak akan coba selidiki kebenaran foto ini jadi kalian pulang dulu ya…” kata Pak Tetsuo sembari tersenyum kepada mereka.

Ketika mereka membereskan kembali foto kecuali semua foto misterius itu, sebuah foto terlihat jatuh dari dalam album tersebut. Di dalam foto terlihat dua orang siswi sedang saling berhadapan di depan pembakaran sampah.

Mereka mengenal dua orang yang ada di dalam foto tersebut. Yukari dan Ayako terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius. Wajah Yukari terlihat sangat pucat lalu dia segera merampas foto dari tangan wali kelasnya dan keluar dari kelas tergesa-gesa.

“KASHIMA-SAN???” teriak Pak Tetsuo dengan cemas sembari menyusul Yukari bersama dengan yang lainnya. Namun langkah mereka berhenti melihat sepasang orang tua sembari menahan rasa kehilangan-nya.

“Hey Rin, kalau tidak salah mereka orang tuanya Ayako-chan bukan?” bisik Haruka.
“Umm” jawab Rin seadanya.

Pak Tetsuo segera menyambut mereka dengan baik lalu dia berkata “Tahcibana dan Maeda, kalian susul dulu Kashima…”.
Rin dan Haruka segera berlari menyusul Yukari. Namun, mereka kehilangan jejak-nya dan memutuskan untuk berpencar untuk mencari Yukari.

--!!--

Di belakang sekolah, terlihat Yukari sedang berdiri di depan pembakaran sampah. Di tangan nya sedang meremas foto-foto misterius dan juga foto bersama dengan Ayako.

“Aku ingat sekarang….” Kata Yukari sembari menatap tajam pada pembakaran sampah itu.

“Ayako si tengik itu selalu membuatku merasa kesal…. Bahkan saat dia sedang menjadi abu di dalam pembakaran sampah itu” pikir Yukari dengan kesal.

Pada sehari sebelum akhir liburan musim panas, Ayako bertemu dengan Yukari sembari memasang wajah yang penuh dengan amarah dan kebencian di depan pembakaran sampah itu.

“Ayako, bisakah kau menghentikan tindakanmu itu? “ kata Yukari dengan jengkel.

“Maksudmu?” jawab Ayako seadanya.

Yukari terlihat menghentak kaki-nya di atas tanah sembari memasang wajah yang kesal.

“Kenapa kau tidak mengikuti saranku untuk menyerah dalam ujian mid semester itu?” kata Yukari semakin menunjukkan rasa kekesalannya.

“Kenapa aku harus menyerah? Aku merasa tidak perlu mengikuti seorang berwajah banyak sepertimu, Kashima-san” kata Ayako dengan wajah yang dingin.

“Apa maksudmu???” tanya Yukari.

“Loh, kau belum menyadari-nya juga? Selama ini kau bertindak seperti ratu dalam berbagai hal. Kau harus mendapatkan semua hal dan selalu ingin menjadi pujaan semua orang. Tapi di belakang, kau selalu mengancam seseorang yang merasa mengganggu kepopuleranmu dengan menjadikan mereka kambing hitammu dengan kejahatan yang kau perbuat”, kata Ayako sembari membuka kamus bahasa ingris tanpa memperdulikan Ayako.

“Kau tahu? Terkadang aku merasa sangat kasihan pada-mu Kashima-san, seseorang yang munafik sepertimu seharusnya tidak perlu dipuja seperti dewi saja..” kata Ayako dengan dingin.

“AYAKOOOOOOOO!” teriak Yukari sembari menusuk perut Ayako berulang kali hingga tersungkur bersimbah darah.

“Seandainya kau tidak ada maka aku tetap dipuja oleh semua orang!!!” kata Yukari dengan dingin menatap tubuh Ayako yang tidak bergerak sedikitpun.
Demi menghilangkan jejak, Ayako dibakar dengan memasukkan tubuhnya ke dalam pembakaran sampah dan bertindak seperti biasanya.

--!!—

Dan kali ini, Yukari merasakan sangat terancam kalau kejahatan bakalan ketahuan. Lalu dia membakar semua foto-foto itu sembari tersenyum dengan dingin.

“Sayang sekali Ayako. Kematian-mu tidak akan pernah terbongkar, tidak selama aku membakar semua bukti-bukti ini” pikir Yukari.

Setelah merasa membakar semua foto tersebut, Yukari menjauhi pembakaran sampah itu. Namun entah kenapa dia merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya dari belakang.

Lalu tepat di depan mata-nya jatuh selembar foto. Yukari melihat sebuah foto pembakaran sampah. Dari dalam foto itu, terlihat sesosok bayangan hitam keluar secara perlahan.

“Heh?”

Tiba-tiba dia merasakan sesuatu sedang memeluk-nya dengan erat. Bau amis terbakar dan darah tercium langsung oleh Yukari sehingga dia ingin muntah.

-SEEELAAAAAMAT ATASSSS KELUUUUSANMU YUKAAAAAARIIIII-----CHWAANNN

Sosok manusia yang sudah berbau busuk dan hangus terbakar memeluk Yukari dengan kuat. Perlahan sosok itu menarik Yukari untuk masuk bersama ke dalam pembakaran sampah. Jeritan Yukari terus menggema di seluruh halaman belakang sekolah. Namun tidak ada satupun yang menyadarinya hingga Yukari masuk ke dalam pembakaran sampah yang masih menyala.

Rin dan Haruka yang mencari Yukari sedari tadi terlihat sangat kecewa. Lalu mereka melihat asap dari pembakaran sampah di halaman belakang sekolah. Akhirnya mereka memutuskan bahwa dia sudah pulang ke rumah-nya tanpa mereka dan mengakhiri pencarian nya.


0 komentar:

Posting Komentar